Banyak yang masih bingung ketika memajang foto, ada yang mengatakan tidak boleh karena berupa makhluk hidup, ada juga yang membolehkan.
Mari kita simak pendapat Guru Mulia, Habibana Munzir Al Musawa, beliau berkata:
Banyak saudara saudara kita mereka dianggap musyrik hanya karena memajang foto orang shalih, padahal mereka sama sekali tak menyembahnya, atau berziarah kubur yang itu jelas – jelas sunnah, namun dikatakan Musyrik.
Sepanjang adanya foto orang shalih di ummat ini yang memajangnya adakah yang menganggapnya Tuhan?, lalu ada apa dengan penuduhan musyrik ini?. Sabda Rasulullah saw : “Maukah kalian kuberitahu tentang yang termulia diantara kalian?, mereka adalah yang jika dilihat wajahnya akan membuat orang mengingat Allah” (Adabul Mufrad oleh Imam Bukhari).
Ummat ummat terdahulu menyembah patung, lalu muslimin sujud pula pada Ka'bah, bukankah Ka’bah itu batu?, kenapa sujud padanya?, Rasul saw sudah mengarahkan kiblat ke Ka’bah saat ka'bah masih dipenuhi ratusan patung, baru setelah Fatah Makkah patung-patung itu dibersihkan, lalu mengapa malaikat diperintah sujud pada makhluk? dalam peristiwa ini menurut versi pemikiran mereka, maka yang tauhidnya suci hanyalah Iblis, karena hanya Iblis yang tak mau sujud pada makhluk, dan para malaikat itu semuanya musyrik, karena sujud pada makhluk.
Diriwayatkan oleh hujjatul Islam Al imam Ibn Hajar Al Asqalaniy pada Fathul Baari bisyarah shahih Bukhari, bahwa salah seorang istri Rasul saw ketika ditanyai bagaimana indahnya wajah Rasul saw, maka ia mengeluarkan cermin yg pernah dipakai oleh Rasul saw, dan sejak cermin itu dipakai bercermin oleh Rasul saw maka wajah Rasul saw terus tampil di cermin itu bagaikan foto, cermin itu tak lagi berfungsi sebagai cermin, karena ia tak mau menampilkan wajah lain selain wajah Rasul saw, berkata Istri rasul saw itu jika aku rindu pada Rasul saw maka aku melihat cermin ini, sahabat itupun menyaksikan gambar Rasul saw yg terlihat jelas pada cermin tersebut.
|
Al Habib Munzir Al Musawa
sumber: fanspage Majelis Rasulullah SAW |
"mereka yang jika dilihat wajahnya akan membuat orang mengingat Allah"
Disini tidak hanya membatasi wajah orang-orang mulia yang masih hidup, wajah orang mulia yang telah wafat pun juga termasuk. Yang pasti wajah yang mengingatkan kepada Allah ialah wajah para alim ulama.
Dari sabda di atas sudah jelas bahwa yang di larang di sini adalah larangan atas penyembahan, dan bukan memuliakan hamba yang memang dimuliakan oleh Allah SWT.
Yang terakhir ialah larangan memajang lukisan seperti yang diriwayatkan oleh Shahih Bukhari yang menyebutkan bahwa pelarangan tersebut dikarenakah pada jaman jahiliah dahulu banyak orang melukis Tuhan mereka dan juga para Nabi untuk kemudian di sembah. Akhirnya Allah pun melarang umat-umat selanjutnya untuk mensejajarkan lukisan dengan Allah untuk disembah.
Kesimpulannya,
Boleh memajang foto, karena foto adalah cerminan, berbeda dengan lukisan yang memang dibuat dengan tangan. Lebih dianjurkan lagi memajang foto para alim ulama yang dimuliakan Allah yang wajahnya menenteramkan dan membuat kita ingat kepada Allah SWT.