"Romo yai,, nyuwun dalem sewu. mau izin kebelakang. ke kamar kecil." kata gus jalal.
"ooowwwhhh, injih2 gus, monggo, dari sini lurus, mentok belok kanan." ucap kyai hamam.
"nopo langsung mantuk kemawon tho gus, kalau mantuk motornya biar saya panasi dulu". kata gus umam.
"njih gus jenengan panasi dulu motornya."
Di ruang tamu, hanya tinggal mereka bertiga.
"Baaaaah... abah" rengek neng nabila.
"ada apa tho nduk,,
"Gus jalal tadi bilang apa saja sama abah."
"Gus jalal gak bilang apa2 iku nduk.."
"Lho, masak gak bilang apa2 tentang nabila."
"ora nduk. guse gak bilang apa2 itu" balas kyai hamam.
"Gus jalal bah... gus jalaaal... pripuuuun...?"
"Lha abah harus gimana tho nduuuuk. bune, piye iki?". ucap kyai hamam menghadapi rengekan putrinya. lalu, bu nyaipun juga memberikan tanggapannya.
"Iyo nduk, ummi mu disik yo gak memeti koyok ngene iki karo abah mu. kalau menurut ummi, mungkin gus jalal pekewuh kaliyan gus umam nduk. tetapi ,sikap mu tadi lho nduk, kok kurang pas tho."
"Nanda khan cuma mau menguji gimana penyikapane gus jalal mi. nanda pengen tau sebatas mana tingkat kesabarane. karena, katanya ummi lelaki yg istimewa itu adalah lelaki yg penuh kesabaran, alim tanpa sabar rusak. kaya tanpa sabar hancur. karena lelaki yg penyabar itu mampu meluruskan tulang rusuk tanpa harus mematahkannya. Ternyata, guse niku sikape tenang, sabar dan kejernihan dalam berpikir untuk menyikapinya. nanda pokok e pun abuot sanget kaliyan gus jalal."
"Baaaaah...."
"Opo sih nduk" balas kyai hamam.
"Gus jalal suruh nginep mriki tho bah. tilem di asrama santri putra khan njih saged tho baaah."
"Waduh, aku pekewuh karo guse iku nduk". ucap kyai hamam.
"Nopo abah telpon teng romo kyai zidnan ali saja. bilang, kalau gus jalal suruh ngajar ngaji di sini."
"waduh nduk nduk. lha aku wae sama guse wae pekewuh. sama ramandane, malah2 gak iso ngomong aku nduk. jawab kyai hamam."
"Ssssttttt. wonten guse niku lho." ucap bu nyai....
"Romo yai kulo nyuwun pamit". kata gus jalal yg di susul oleh gus umam yg juga ikut pamitan.
"gus umam, gus jalal, salam ke ramandane njih, terus kalau ada waktu mbok sering2 main ke sini. ngajar2 santri juga gak apa2. anggap saja rumah sendiri."
Lalu gus jalal dan gus umam bergantian mencium tangan romo kyai hamam. dalem nyuwun pamit kyai, bu nyai.
"assalammu'alaikum" ucap kedua gus itu.
"hati2 njih gus" ucap romo kyai hamam sambil tersenyum.
lalu keduanya berjalan beriringan. sedangkan neng nabila hanya memandanginya di pintu rumah, sambil tangannya memegang kusen pintu rumahnya.
Tapak kaki gus jalal semakin berat untuk melangkah, sehingga semakin lama semakin lamban dan akhirnya gus jalalpun berhenti.
Neng nabilapun berucap di dalam hatinya "gus jalal, noleh gus. nabila mohoooon menolehlah sebentar saja guuus. ya alloh, kangen".
Di hati gus jalal pun juga terjadi hal yg sama, "ya Alloh,aku bingung ya robb. jika ku terima cinta nabila. sahabat ku akan kecewa dan sakit hati, tetapi jika aku tolak cinta nabila. apakah aku kuat dengan ke pura puraan ku ini ya robb. wahai dzat yg membolak balikan hati.bolehkah aku tawar sedikit takdir MU atau please ya robb, pinjami aku irodat MU. biar aku bisa mengukir takdir cinta ku bersamanya".
huuuuuffffffttt...
"Gus jalal, kenapa berhenti." teriakan gus umam membuyarkan ke khusyu'an musyahadah cintanya.
"anu gus" sambil meraba saku baju nya. gus jalal pun menjawab.
"Rokok ku ketinggalan gus. tak ambile dulu"
Di saat gus jalal ingin membalikan badan dan mau menoleh dengan harapan bisa menatap wajah neng nabila meski cuma sak sreeettt. tiba2 terdengar suara gus umam lagi yg membuyarkan harapannya.
"pun tak ringkesi gus."
akhirnya gus jalal menatapkan wajahnya ke langit. sambil berucap "ya robb, betapa romantisnya engkau menggodaku"
sambil tersenyum, gus jalal pun melanjutkan langkah kakinya. lalu menaiki motor dan berjalanlah perlahan lahan lalu menghilang di balik gerbang pondok pesantren.
Neng nabila, yg tak sanggup membendung kesedihannya. berlari menuju kamarnya, dan menghempaskan dirinya di atas kasur. sambil matanya berurai air mata. sambil memandangi gelang karet pemberian gus jalal. dia berucap, "gus. kenapa gus. engkau dulu perhatian banget sama aku. engkau tak pernah rela jika aku di ganggu sama preman2 itu. sampai2 gelang karet ini, benda yg berharga bagi mu, engkau berikan kepada ku. kamu bilang, nanti jika kamu di ganggu lagi sama preman2 itu. tunjukan gelang karet ini, mereka akan tahu siapa pemiliknya."
"Gus, tak tahukah engkau. ngambek ku ini karena ingin perhatian dari mu. apa kamu tak bisa membaca isyaroh purik ku tho gus. bahwa, ngambek ku ini, purik ku ini. sebenarnya adalah isyaroh cinta ku gus. tak tahukah engkau, bahwa orang yg ngambek adalah orang yg sangat ingin perhatian dari orang sangat di cintainya.YA ALLOOH..... AKU KANGEEEENNN..."